Rabu, Maret 14, 2012

Berpikir Positif (1)

Percaya nggak kalau cara pandang itu dapat memengaruhi masa depan?
Menurutku, Cara pandang atau cara kita menilai sesuatu akan menjadi cara hidup. Dari cara hidup, akan menentukan cara bersikap. Dan dengan sikap, orang akan menemukan takdirnya. "Nah lo, takdir kan tidak bisa diubah?" Aku setuju takdir dari Tuhan tidak akan berubah, tapi apa ada di antara kita yang tahu takdir hidup kita? Jika kita tidak tahu takdir kita berarti tidak ada alasan untuk berhenti di satu tahap kehidupan.Ada bagian yang berada dalam genggaman kita sendiri. Simak cerita berikut ini!

Seorang ibu menyuruh seorang anaknya membeli sebotol penuh susu sapi segar. Ia memberikan sebuah botol kosong dan uang sepuluh ribu rupiah. Kemudian anak itu pergi membeli apa yang diperintahkan ibunya. Dalam perjalanan pulang, ia terjatuh. Susu yang ada di dalam botol itu tumpah hingga separuh. Ketika mengetahui isi botolnya berkurang separuh, ia menemui ibunya dengan menangis, “aku tadi jatuh..susunya tinggal setengah! Saya kehilangan susu setengah botol!” Ia sangat bersedih hati dan tidak bahagia. Tampaknya ia memandang kejadian itu secara negatif dan bersikap pesimis.

Kemudian, ibu itu menyuruh anaknya yang lain untuk membeli sebotol susu. Ia memberikan sebuah botol dan uang sepuluh ribu lagi. Kemudian anaknya pergi. Dalam perjalanan pulang, ia juga terjatuh. Dan separuh susunya tumpah. Ia memungut botol dan mendapati susunya tinggal separuh. Ia pulang dengan wajah berbahagia. Ia berkata pada ibunya, “ibu saya tadi terjatuh. Botol ini pun terjatuh dan susunya tumpah. Bisa saja botol itu pecah dan susunya tumpah semua. Tapi, lihat, saya berhasil menyelamatkan separuh susu.” Anak itu tidak bersedih hati, malah ia tampak berbahagia. Anak ini tampak bersikap optimis atas kejadian yang menimpanya.

Sekali lagi, ibu itu menyuruh anaknya yang lain untuk membeli sebotol susu. Ia memberikan sebuah botol dan uang sepuluh ribu. Anaknya yang ketiga pergi membeli susu. Sekali lagi, anak itu terjatuh dan susunya tumpah. Ia memungut botol yang berisi susu separuh dan mendatangi ibunya dengan sangat bahagia. Ia berkata, “Ibu, saya menyelamatkan separuh susu.”

Tapi anaknya yang ketiga ini bukan hanya seorang anak yang optimis. Ia juga seorang anak yang realistis. Dia memahami bahwa separuh susu telah tumpah, dan separuh susu bisa diselamatkan. Maka dengan mantap ia berkata pada ibunya, “Ibu, aku akan pergi ke pasar untuk bekerja keras sepanjang hari agar bisa mendapatkan lima ribu untuk membeli susu setengah botol yang tumpah. Sore nanti saya akan memenuhi botol itu.”

Kita bisa memandang hidup dengan kacamata buram, atau dengan kacamata yang terang. Namun, semua itu tidak bermanfaat jika kita tidak bersikap realistis dan mewujudkannya dalam bentuk KERJA.
God Bless You All..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Saya Tunggu komentar anda.